![]() |
Salah satu ruas jalan plasma kebun kelapa sawit PT MJP yang rusak parah. Kondisi tersebut membuat petani kesulitan memobilisasi hasil panen. (sumber foto :istimewa) |
SEKADAU (Suara Sekadau) - Warga SP II Selalong yang mayoritas petani kelapa sawit PT. Multi Jaya Perkasa (Gunas Grup) setiap hari harus berjibaku dengan lumpur untuk bepergian, maupun ketika mengangkut hasil panen kelapa sawit. Kondisi jalan di wilayah itu memprihatinkan. Jalan tersebut merupakan jalan kebun plasma, sekaligus akses utama menuju SP II.
Pihak PT MJP terkesan hanya fokus merawat kebun inti saja. Sementara jalur plasma, yang notabene untuk kepentingan petani malah jauh panggang dari api. Kondisi riilnya tidak sesuai dengan iming-iming perusahaan saat merayu masyarakat untuk menyerahkan tanah, dengan segudang janji manis.
"Kita khawatir perilaku perusahaan yang tidak perduli dengan kesulitan warga akan menjadi bom waktu, yang mana warga sewaktu- waktu bisa bertindak anarkis saking jengkelnya dengan ulah perusahaan. Kita tidak ingin kejadian di pulau Sumatera terjadi di Sekadau," kata Handi wakil ketua DPRD Sekadau, Senin (29/1).
Handi menegaskan, investor jangan sampai lupa dengan amanat UU, yakni mensejahterakan masyarakat. Perusahaan bisa saja membantu dengan memanfaatkan program Corporate Social Responsibility (CSR), namun hal itu tidak pernah dilakukan.
"Jangankan jalan plasma, jalan negara saja hancur akibat angkutan buah mengunakan truk bermuatan besar. Angkutan tandan buah segar (TBS) milik PT. MJP yang memiliki andil kuat terhadap rusaknya jalan Rawak antara Sekadau sampai ke Selalong. Karena saya melihat MJP mengunakan truk besar untuk angkutan TBS mereka," timpal Handi.
Handi meminta agar pihak yang memiliki pengaruh mesti ikut peduli dengan kondisi ini.
"Kami paling hanya membantu menyuarakan saja, salah satunya lewat media massa. Dengan harapan ada tindakan nyata dari pihak-pihak yang berkompeten," kata Handi.
Hal yang sama juga di katakan oleh Abuntono, anggota DPRD Sekadau asal Selalong.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi jalan kebun plasma PT MJP.
"Perbaikan jalan hanya mengharapkan swadaya petani. Perusahaan dari dulu tidak pernah perduli dengan kondisi jalan. Petani panen sawit kadang buahnya tidak terangkut. Kalau begini kapan petani sejahtera," kesal Abun.
Sementara, dari hasil panen petani sudah dipotong sekian persen untuk keperluan perawatan jalan.
"Tapi apa yang ada. Lihat saja kondisi jalan di sana. Lalu potongan itu untuk apa," timpal Abun.
Lius, salah seorang petani kepada wartawan mengatakan bahwa setiap bulan petani merasa kesulitan untuk mengangkut TBS.
"Bahkan ada yang tidak mau panen karena sulitnya medan jalan," keluh Lius.
Pihak PT MJP belum dapat dikonfirmasi perihal ini. *
Penulis : Benidiktus G Putra