Sambas (Suara Sekadau) – Dengan dana terbatas dan minim dukungan pemerintah, semangat kelompok masyarakat pesisir di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, tak pernah padam. Di bawah bendera Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Api, mereka terus berjuang melestarikan penyu satwa laut yang kian terancam di perairan Kalbar.Keterbatasan dana dan minimnya dukungan Pokdarwis andalkan wisata edukasi untuk terus lestarikan penyu.SUARASEKADAU/SK
Sejak 2022, kelompok ini mengambil langkah kreatif dengan mengubah kawasan konservasi penyu menjadi wisata edukatif. Tujuannya sederhana namun bermakna: agar masyarakat tak hanya menyaksikan penyu, tetapi juga memahami pentingnya menjaga kelestarian habitatnya.
“Kami sadar tidak bisa bergantung terus pada bantuan. Karena itu, kami ubah kawasan konservasi menjadi tempat edukasi supaya masyarakat bisa terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian,” ujar salah satu pengelola Pokdarwis Tanjung Api.
Setiap pengunjung yang datang untuk melihat atau ikut melepas tukik (anak penyu) tidak dikenakan tiket masuk, tetapi dipersilakan memberikan donasi sukarela. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan pakan penyu serta biaya operasional penjaga pantai.
“Menarik tarif resmi tidak diperbolehkan. Jadi kami buat sistem donasi agar tetap sesuai aturan, sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa kegiatan sosial seperti ini juga membutuhkan biaya,” tambahnya.
Meski semangat tak pernah surut, mereka mengakui dukungan pemerintah masih terbatas. Bantuan dana sudah tak tersedia sejak kewenangan konservasi dialihkan ke tingkat provinsi. Kini, Pokdarwis Tanjung Api mengandalkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menutupi kebutuhan lapangan.
“Kadang ada bantuan, kadang tidak. Jadi kami harus terus berinovasi supaya kegiatan konservasi tetap berjalan,” ujarnya.
Selain melindungi penyu, Pokdarwis Tanjung Api juga fokus menjaga semangat para anggota yang bertugas di lapangan. Mereka percaya bahwa keberlanjutan konservasi tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan para penjaga alam itu sendiri.
“Pelestarian bukan hanya soal penyu, tapi juga tentang orang yang menjaga. Kalau mereka lelah dan berhenti, siapa lagi yang akan peduli?” tegasnya.
Melalui ketekunan dan gotong royong warga, Pokdarwis Tanjung Api kini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan meski dengan keterbatasan.[SK]